Fenomena alam
Konsulat Jenderal Indonesia di Sydney Sudaryomo Hartosudarmo juga
mengatakan, biarlah kontroversi penyebab bencana itu terus terjadi.
Yang diperlukan adalah bagaimana para ahli dari seluruh dunia dapat
lebih banyak mempelajari fenomena alam dahsyat yang sudah
memorakporandakan kehidupan lebih dari 100.000 orang di Jawa Timur itu.
Prof Amanda Clarke mengatakan, bencana lumpur Sidoarjo pasti akan
terjadi dengan atau tanpa kesalahan dari PT Lapindo Brantas. Hal itu
memperkuat pernyataan Prof Jonathan Fink sebelumnya bahwa materi lumpur
itu sudah ada di bawah bumi tersimpan dalam ratusan tahun dan
senantiasa akan keluar cepat atau lambat dengan sebuah kejadian yang
akan menjadi pemicunya.
“Lumpur itu menyembur karena ada pemicunya. Kami yakin, pemicunya
berkaitan dengan gempa Yogya yang terjadi dua hari sebelum lumpur itu
menyembur. Menurut saya, saat ini tidak perlu kita mencari siapa yang
bersalah atas lumpur itu. Yang diperlukan sekarang adalah mari kita
belajar tentang lumpur Sidoarjo. Mempelajari gejala alam itu pasti akan
mengajari kita bagaimana mengatur hidup bersama dengan bencana. Dengan
mempelajari lumpur Sidoarjo, banyak yang bisa dipetik. Yang pasti,
bencana alam itu dapat mendekatkan Indonesia dengan pelajar-pelajar
dari seluruh dunia yang ingin mengetahui secara dekat. Bukan tidak
mungkin dapat dilakukan kerja sama antara pakar Amerika dan Indonesia
untuk mendidik pelajar Amerika yang ingin belajar tentang lumpur
vulkanik,” kata Amanda, yang merupakan peneliti gejala alam yang
berhubungan dengan erupsi ledakan vulkanik.
Adriano Mazzini menambahkan, gempa Yogya memicu kegiatan magmatik di
lokasi Pulau Jawa. Gempa itu bahkan menghidupkan kembali kegiatan
gunung berapi Semeru. Dari beberapa penelitiannya, fenomena lumpur
vulkanik seperti di Sidoarjo ternyata bukan yang pertama kali terjadi
di Jawa Timur.
“Gempa memunculkan reaksi terhadap kegiatan magmatik. Kami meyakini,
ada kaitan akibat gempa Yogya dengan Gunung Semeru dan Lumpur
Sidoarjo. Hal ini memang agak sulit dipahami oleh masyarakat awam.
Namun, dari pandangan ahli geologi, hal ini sangat memungkinkan. Memang
diperlukan penelitian yang lebih dalam dan lebih lama untuk mengetahui
penyebab kejadian itu,” kata Adriano, yang sudah empat kali
mengunjungi Indonesia untuk meneliti lumpur Sidoarjo.
Menurut Profesor Ross Griffiths, dari sisi lain, peristiwa lumpur
Sidoarjo merupakan sebuah anugrah luar biasa buat kemajuan ilmu
pengetahuan di masa mendatang. Kejadian Sidoarjo, yang sudah
berlangsung hampir empat tahun, merupakan fenomena yang sangat jarang
terjadi.
“Lumpur Sidoarjo itu tantangan buat kami yang berkutat pada ilmu
geologi untuk mempelajarinya. Selama ini geolog lebih banyak
mempelajari fenomena vulkanik dari gunung berapi, sementara lupur
Sidoarjo juga merupakan materi vulkanik, tetapi yang tidak berkaitan
dengan gunung berapi. Ini sangat menarik untuk diteliti,” ujar Ross
Tidak ada komentar:
Posting Komentar