Minggu, 26 Februari 2012

fenomena alam

Fenomena alam
Konsulat Jenderal Indonesia di Sydney Sudaryomo Hartosudarmo juga mengatakan, biarlah kontroversi penyebab bencana itu terus terjadi. Yang diperlukan adalah bagaimana para ahli dari seluruh dunia dapat lebih banyak mempelajari fenomena alam dahsyat yang sudah memorakporandakan kehidupan lebih dari 100.000 orang di Jawa Timur itu.
Prof Amanda Clarke mengatakan, bencana lumpur Sidoarjo pasti akan terjadi dengan atau tanpa kesalahan dari PT Lapindo Brantas. Hal itu memperkuat pernyataan Prof Jonathan Fink sebelumnya bahwa materi lumpur itu sudah ada di bawah bumi tersimpan dalam ratusan tahun dan senantiasa akan keluar cepat atau lambat dengan sebuah kejadian yang akan menjadi pemicunya.
“Lumpur itu menyembur karena ada pemicunya. Kami yakin, pemicunya berkaitan dengan gempa Yogya yang terjadi dua hari sebelum lumpur itu menyembur. Menurut saya, saat ini tidak perlu kita mencari siapa yang bersalah atas lumpur itu. Yang diperlukan sekarang adalah mari kita belajar tentang lumpur Sidoarjo. Mempelajari gejala alam itu pasti akan mengajari kita bagaimana mengatur hidup bersama dengan bencana. Dengan mempelajari lumpur Sidoarjo, banyak yang bisa dipetik. Yang pasti, bencana alam itu dapat mendekatkan Indonesia dengan pelajar-pelajar dari seluruh dunia yang ingin mengetahui secara dekat. Bukan tidak mungkin dapat dilakukan kerja sama antara pakar Amerika dan Indonesia untuk mendidik pelajar Amerika yang ingin belajar tentang lumpur vulkanik,” kata Amanda, yang merupakan peneliti gejala alam yang berhubungan dengan erupsi ledakan vulkanik.
Adriano Mazzini menambahkan, gempa Yogya memicu kegiatan magmatik di lokasi Pulau Jawa. Gempa itu bahkan menghidupkan kembali kegiatan gunung berapi Semeru. Dari beberapa penelitiannya, fenomena lumpur vulkanik seperti di Sidoarjo ternyata bukan yang pertama kali terjadi di Jawa Timur.
“Gempa memunculkan reaksi terhadap kegiatan magmatik. Kami meyakini, ada kaitan akibat gempa Yogya dengan Gunung Semeru dan Lumpur Sidoarjo. Hal ini memang agak sulit dipahami oleh masyarakat awam. Namun, dari pandangan ahli geologi, hal ini sangat memungkinkan. Memang diperlukan penelitian yang lebih dalam dan lebih lama untuk mengetahui penyebab kejadian itu,” kata Adriano, yang sudah empat kali mengunjungi Indonesia untuk meneliti lumpur Sidoarjo.
Menurut Profesor Ross Griffiths, dari sisi lain, peristiwa lumpur Sidoarjo merupakan sebuah anugrah luar biasa buat kemajuan ilmu pengetahuan di masa mendatang. Kejadian Sidoarjo, yang sudah berlangsung hampir empat tahun, merupakan fenomena yang sangat jarang terjadi.
“Lumpur Sidoarjo itu tantangan buat kami yang berkutat pada ilmu geologi untuk mempelajarinya. Selama ini geolog lebih banyak mempelajari fenomena vulkanik dari gunung berapi, sementara lupur Sidoarjo juga merupakan materi vulkanik, tetapi yang tidak berkaitan dengan gunung berapi. Ini sangat menarik untuk diteliti,” ujar Ross

Tidak ada komentar:

Posting Komentar